[3] Desert

Sang Game Master dari Hunting Game, sudah memperhatikan gerak gerik para peserta dari kejauhan. Beberapa tim memang melarikan diri ke Desert, dan di tempat ini terdapat dua tim. Mungkin ini merupakan sebuah tanda yang bagus dalam perebutan?

Langsung saja, dari Ruang Kontrol, dia memerintahkan para petugas untuk menciptakan Desert sedemikian rupa. Padang pasir dengan bukit pasir yang tinggi dan tebal, terdapat ular tentunya, serta cuaca ekstrim (siang panas, malam dingin).

Ini memang belum saatnya untuk mengeluarkan harta, tapi saatnya untuk mengetes siapakah tim yang akan lolos ke tempat selanjutnya.


Note :
- Silahkan deskripsikan secara bebas karakter kalian disini.
- Tim yang masuk ke tempat ini adalah Blue, Orange.
- Ada pertanyaan? Koordinasikan dengan ketua tim atau layangkan PM di Game Master.
- Dalam nanti pertarungan, Game Master akan memberikan waktu dimana saatnya kedua tim harus bertarung. Yang menang lolos, yang kalah akan didiskualifikasi.
- Pertarungannya mudah. Semua chara berhak mendapat 250 HP, dengan menggunakan kode :

Code:

[rand]50[/rand]

Tinggal kurangi HP sesuai dengan jumlah angka yang keluar. Dilarang edit post!

---

Uhuh. Sungguh kejam ketika Aline dan timnya harus sampai di padang pasir. Bayangkan, padang pasir! Cuaca ekstrim menghantam, binatang-binatang yang tak bisa diremehkan seperti ular berada di sekitar gurun. Nightmare.

"Jadi... Kita tanpa sengaja berlari ke gurun ya..." ucap Aline dengan nada agak pundung. Dia bukannya benci panas, tapi ini justru tempat paling berbahaya karena alam dan binatang sekitar menjadi hambatan! Dan lagi hanya ada dua tim, tidak ada kesempatan wild card...

Parahnya pula Aline dapat ransel kecil. Begitu pula dengan Mai, bagaimana dengan Yousuke? Sepertinya dia belum sampai. Tapi lebih baik mereka mencari tempat untuk berlindung dulu, sebelum Game Master menandingkan mereka dengan tim lain yang entah siapa mereka.

Team Orange

---

Tak ada perkiraan bahwa Midori justru berlari ke arah gurun. Dia tahu bahwa tempat ini adalah tempat paling berbahaya dari alam sekaligus binatangnya. Nasib buruk untuknya dan tim Orange. Dia tidak tahu siapakah tim lain, tapi dia biarkan dulu sementara karena sekarang ia harus melihat teman timnya dulu.

"Ada Kanata ya? Mana Kaito, belum sampai ya?" tanya Midori menoleh ke arah Kanata. Dia segera mengambil botol airnya dan meneguk sedikit banyak, syukur pada ransel besar yang ia berhasil dapatkan tanpa rebutan. Udaranya panas, dan lagi berlari dari Starting Platform ke Desert itu cukup melelahkan dan sedikit jauh. Sebut saja lari non-stop.

Midori memberi tanda pada Kanata untuk mencari tempat istirahat. Dia hanya penasaran siapa tim yang akan ia hadapi. Dia berharap menang dan lolos dari Desert ini.

---

Kanata benar-benar mau nangis darah. Masa' timnya harus berakhir di tempat panas seperti gurun? Ukh, Midori-taichou. Kenapa kau malah membawaku ke tempat yang sangat kubenci ini.

Tanda dari Midori dilihat oleh Kanata, dimana dia bilang untuk mencari tempat istirahat. Disaat panas begini Kanata harus berjuang mencari tempat istirahat sebelum dibantai oleh tim lainnya.

"Mungkin di bawah pohon palem itu bagus?" usul Kanata mengusap keringatnya.

Team Orange

---

"Mungkin di bawah pohon palem itu bagus?"

Midori merasa simpati pada Kanata yang ia dengar-dengar dari Chielle, bukan orang tahan panas. Dan lagi dia jadi merasa sedikit bersalah gegara larinya itu mengarahkan Tim Oranye ke Desert. "Jujur saja, Kanata. Aku merasa bersalah karena malah membawamu kesini."

Mengingat bahwa mereka harus istirahat, Midori memberi instruksi agar Kanata mengikutinya ke pohon palem yang agak besar dan rimbun. Sayang sekali tidak ada oasis di dekat sini, kalau ia tidak hemat-hemat—dia bisa mati kering.

"Sambil menunggu Kaito, kita bermukim dulu disini. Maksudku beristirahat." Hoi, Midori, bermukim itu kata yang tidak enak untuk pohon palem seperti ini.

---

Jadi ceritanya Yousuke satu kelompok dengan anggota Akato, dua orang lainnya. Sama-sama perempuan, membuat Yousuke serasa ingin dicap playboy. Ha. Ketuanya, Aline Nakajima berhubungan dekat dengan adik kembarnya. Satunya lagi, Mai Kitamura yang terkenal galak itu.

"Jadi... Kita tanpa sengaja berlari ke gurun ya..."

"Yep," ucap Yousuke, mengusap bulir-bulir keringat yang mengalir di lehernya. Cuaca panas gurun benar-benar jadi masalah baginya. "Sebaiknya kita istirahat, Nakajima-san. Atau terus. Just choose."

Pendapat Yousuke secara pribadi? Lanjut saja terus.

---

"Jadi... Kita tanpa sengaja berlari ke gurun ya..."

Mai hanya diam mengangguk, keringat perlahan membasahi wajahnya. Panas-panas-panas-panas... di Dessert memang panas, tetapi ia harus bersyukur tidak mendapat tas yang paling besar, karena pastinya akan menjadi beban, sudah panas bawaan berat.


"Sebaiknya kita istirahat, Nakajima-san. Atau terus. Just choose."

memang perkataan itu tidak ditunjukkan kepada Mai, tetapi hanya mendengar tidak salah kan? Ia cuma diam, Yousuke bukan berbicara kepadanya, jadi ia hanya diam. Tetapi personally Mai lebih memilih jalan saja sih, soalnya persediaan yang mereka miliki tidak banyak, jadi... begitulah.

---

"Sebaiknya kita istirahat, Nakajima-san. Atau terus. Just choose."

Semangat timnya memang sangat berlebihan, tapi sebenarnya Aline tidak bermasalah juga soal ini. Ranselnya itu ringan, ringan sekali—karena itu adalah ransel kecil. Kurang sekali isinya, kau harus tahu itu.

"Baiklah, karena sepertinya salah satu kita itu masih bisa berjalan dengan kuat," ujar Aline membuat keputusan. "Sekaligus semua tas kita itu tidak terlalu berat, kita terus jalan saja. Lagipula, kalau kita statis berada disini bisa kena bahaya."

Oh, Aline. Betapa santainya kau itu.

Team Orange
Kaito agak telat, larinya ternyata tidak sekencang yang ia harapkan. Dia memang berhasil mendapat ransel besar yang sangat menguntungkan, tapi itu membuat beban pada lari Kaito. Otomatis jadi agak lambat, memang agak menyedihkan.

Mata birunya dapat melihat kedua anggota timnya, Midori Kujikawa yang tidak lain adalah Captain dari Resistance dan seorang laki-laki berpedang bernama Kanata Sonozaki. "Maaf." ujar Kaito, tidak perlu repot-repot menyebutkan kata aku terlambat. Itu khasnya dia, dan lagipula Midori sudah mengerti artinya.

"Sambil menunggu Kaito, kita bermukim dulu disini. Maksudku beristirahat."

"Jangan istirahat dulu, sebentar lagi—dan aku yakin—Game Masternya akan membuat kejutan baru untuk kita," sahut Kaito tidak begitu setuju. "Kau tidak akan tahu ketika kita sedang beristirahat, dan kita tidak siap lalu dihadang oleh tim lain. Kau tahu bahwa cuma ada dua tim yang sampai disini."

"Jujur saja, Kanata. Aku merasa bersalah karena malah membawamu kesini."

"Sebaiknya kita istirahat, Nakajima-san. Atau terus. Just choose."

"Sekaligus semua tas kita itu tidak terlalu berat, kita terus jalan saja. Lagipula, kalau kita statis berada disini bisa kena bahaya."

"Jangan istirahat dulu, sebentar lagi—dan aku yakin—Game Masternya akan membuat kejutan baru untuk kita,"

Hah. Ternyata semua anggota baik dari Tim Biru maupun Tim Oranye sudah tiba? Ini akan menjadi waktu yang tepat untuk pertarungan. Dan ngomong-ngomong, kata-kata dari peserta bernama Kaito Katsuragi itu sangat benar. Macam cenayang, eh?

Sang Game Master, kemudian menyuruh salah satu petugas menampilkan layar hologram di langit agar dapat dilihat oleh seluruh orang yang berada di gurun.

"Selamat datang di arena ketiga, Desert—tim Blue dan Orange. Bersyukurlah kalian, seluruh anggota dari kedua tim ini sudah berada di sini, walau dalam koordinat letak yang berbeda,"

"Dan, secara otomatis kalian akan tiba di sebuah tempat di gurun ini, dimana kalian akan saling dipertemukan untuk bertarung! Nah, selamat berjuang, yang menang berhak lolos ke babak selanjutnya!"

---

Gunakan peraturan seperti yang sudah disebutkan yang diatas. Ingat, dilarang edit post. Selamat berjuang, peserta.

[center]Team Blue
HP : 250 || Target : Midori Kujikawa

---

Seketika, tubuh Aline menghilang dan tiba di sebuah tempat—yang pastinya masih berada di daerah gurun. Irisnya menatap anggota tim Oranye yang juga sudah dipertemukan bersama dengan mereka, mengingat layar hologram tadi sudah mengatakannya. Sang Game Master telah memberi waktu pertarungannya.

Jujur saja Aline lebih memilih bertarung daripada mati tidak terhormat karena alam maupun binatang liar. Heh.

Diambilnya musket andalan, lalu mengarahkannya ke arah sang ketua tim Oranye, Midori Kujikawa. "Kena kau." Peluru-peluru kemudian keluar melesat, dari musketnya ke arah Midori sebagai serangan pertama.

Random number (1,50) : 22

---

"Kena kau."

Tak sadar, Midori sudah terkena peluru-peluru lebih duluan dari ketua tim Biru—Aline Nakajima. Memang tidak terlalu sakit, tapi kekuatan Aline tidak bisa diremehkan. Dikeluarkannya revolver andalan yang telah menjadi senjata Midori selama ia membasmi para monster Runesansu.

"Sekarang, gantian—" sahut Midori membalas, dengan tembakan double darinya. "—Double Shot."

Midori memberi isyarat pada anggota timnya untuk menyerang anggota tim Biru lainnya sebelum mereka terserang lebih dahulu.

Random number (1,50) : 9