Arrival of the Two Affilifation

Aline bersyukur lega ketika Houko Sakuragi menggantikan dirinya untuk membuat strategi. Jujur saja, Aline otaknya lagi agak buntu. Aih, ternyata Aline berada di lini tengah dan harus melindungi sang pengatur strategi. Tidak terlalu susah juga sebenarnya, Aline tinggal waspada saja.

Yousuke Takahashi sudah melesat terlebih dahulu untuk menyerang monster-monster di depan, sementara Aline masih menunggu sampai monster terdepan sudah habis semuanya, sehingga itu akan menjadi saat dimana Aline menyerang.

Dia mengisi peluru di musketnya, lalu segera menyiapkan target. Tapi jelas dia belum menembak dahulu. Monsternya belum habis semua.

Di pihak lain, Chielle menyiapkan tongkat Mikazukinya. Ia langsung menyerang dari belakang bersamaan dengan Ryosuke dan Eucharistia. "Moon Beam!" Bola-bola berelemen bulan menyerang monster-monster tersebut.

Kanata, mengikuti langkah Yousuke menyerang beberapa monster di depan. "Hei, Takahashi! Kau serang sebelah kanan, dan aku yang kiri. Bagaimana?" ujarnya, masih menebas-nebas monster di depannya. Kuat juga, ngomong-ngomong.

"H..hoo..." Ryosuke agak bingung mendengar strategi Houko, yang jelas ia tinggal memanah dari jauh dan tidak usah bergerak maju, yah... bagaimanapun Ryosuke memang long-range, strategi Houko memang tepat, Ryosuke menuju posisinya.

"...hee... jadi aku tidak menyerang ya" Mai segera pergi bersembunyi dibalik Lini, well... tetap saja ia harus waspada jika ada mutan disekitarnya, jadi Mai tidak boleh sesantai itu, mutan yang akan mereka lawan cukup kuat menurut Mai.

Sementara Mai stanby ia melihat-lihat sekitar juga, berharap ada tanaman yang bisa ia gunakan untuk membuat ramuan, Mai melihat sebuah tanaman yang pastinya bisa ia gunakan untuk membuat ramuan, cepat-cepat Mai memetiknya dan akan mengolahnya menjadi racun-ramuan.

"Fire Element: Fire Shower" Ryosuke meluncurkan panah-panahnya, panah-panah berelemen api bagai hujan menghujani monster-monster itu, perasaanku saja atau monster-monster itu jumlahnya makin membludak ya? pikir Ryosuke.

Midori bukan orang yang memiliki otak idiot seperti warga-warga Runesansu yang selalu panik setiap saat sebelum anggota Resistance menjadi pelindung Runesansu. Dia dapat mendengar, menangkap dengan cepat dan menganalisa strategi dari Houko Sakuragi, seoranng jenius yang tadi ternyata—belum bangun.

"Aku akan melindungimu dari serangan monster," kata Midori mengingat. "Benar?"

Diambilnya revolver, sambil bersiap. Sayangnya semua monster terdepan belum dibabat habis-habisan oleh para lini depan. Dia masih harus standby sampai isyarat untuk menyerang diberikan.

Lan Hua, hanya mendengar bagian lini depan saja. Ia harus bekerja sama dengan orang bernama Madeleine. Seorang wanita tinggi yang sangat, sangat cantik. Tapi seorang assassin. "Ah, uh, Nona Madeleine... Aku langsung serang saja, ok?"

Kipas-kipas Lan Hua, kemudian dilemparnya dari atas, setelah Lan Hua meloncat ke dinding layaknya Spider-man. Hah.

"Giliranmu!"