Le Fille Mystérieuse—entering the stage within an accident.

Lokasi : Azure Town, the park of Azure Town. It was named Heazerlink Park by the citizens.
Waktu : Sore menjelang malam, sekitar jam 05 : 55 PM. Seminggu setelah anggota Akato dan GB tiba di Azure Town.
Suasana : Mulai sunyi, orang-orang kembali ke rumah karena tahu akan ancaman monster yang setiap malam datang.

Surai rambutnya tersibak oleh hembusan angin, manik ambarnya sekilas menatap langit petang berwarna oranye. Badannya terasa jatuh, dan faktanya adalah—dia memang terjatuh. Lebih tepatnya, muncul secara tiba-tiba di udara.

"A-adaww!" rintihnya, mencoba untuk berdiri. Ditepuknya pantatnya yang agak sakit karena sedikit berbenturan dengan permukaan batu jalan. Walaupun tidak ada banyak orang di sekitar, berpasang-pasang mata memandang gadis bersurai coklat walnut yang mendadak muncul ini.

"Ada orang misterius! Ada orang misterius!" "Panggilkan anggota Resistance!"

Siapa yang tidak kaget ketika dirinya dipanggil orang misterius. Begitu pula dengan nasib Clairelle Moira Einarsdottir, yang sama sekali ia tidak sadari muncul di kota yang tidak ia kenali ini.

"Dimana ini—" ujarnya tergagap, seakan tidak percaya. "—tadi aku berada di sebuah gedung utuh di antara reruntuhan... apa yang terjadi?"

---

Elle adalah satu-satunya karakter yang bisa tiba2 sampai disini. Karena Kohaku-matsuri adalah perwujudan lain dari admin, jangan protes.

(Midori Kujikawa)

Midori, tengah menikmati udara segar saat petang, sambil berjalan-jalan. Niat sampingannya adalah untuk berpatroli, jadi ketika muncul monster—dia tinggal menghubungi anggota Resistance lain di markas.

"Ada orang misterius! Ada orang misterius!" "Panggilkan anggota Resistance!"

Merasa terkejut, Midori segera berlari ke arah Heazerlink Park, dimana sumber suara itu berasal. Seorang gadis berambut coklat walnut, dengan manik warna batu ambar tengah berdiri sambil kebingungan melihat sekitarnya.

Diambilnya revolver andalan, lalu mengarahkannya kepada sang gadis misterius. "Angkat tangan!" sahutnya tajam dan lantang.

"Siapa kau?"

Belum apa-apa, Elle sudah keburu ditodong oleh sebuah revolver yang kelihatannya sangat kuat, dan lagi dia belum sempat menjelaskan apa yang terjadi. Seorang gadis yang bertindak layaknya seorang polisi, sementara Elle seperti seorang kriminal lokal. Eh, tidak lokal. Elle bukan orang dari dunia ini.

Tapi Elle tidak mau mengangkat tangan. Dia tidak salah dan dia bukan kriminal, walaupun dibilang orang misterius Elle tetap tak mau. Hak orang--you know it. "Kau tidak perlu tahu aku, nona polisi. Aku tiba-tiba saja berada disini! Dan ini bukan alasan, oke?"

Cuma, harga diri Elle serasa terhina ketika ia ditodong revolver. Tampangnya memang terkesan galak, tapi dia bukan orang jahat. Sampai-sampai ia benar-benar ditembak, Elle akan menyerang. Just look and know the truth, police girl!

"Kau tidak perlu tahu aku, nona polisi. Aku tiba-tiba saja berada disini! Dan ini bukan alasan, oke?"

Gadis ini pemaksa. Sangat. Dia tidak mau mengangkat tangan, padahal jelas-jelas Midori adalah kapten dari organisasi pelindung Resistance. Tapi kata-kata 'aku tiba-tiba berada di sini' itu membuatnya ingat ketika orang-orang Akato dan GB mendadak muncul di Runesansu. Tapi dia sangat tidak yakin dengan kekuatan sihir berlebih dari gadis pemaksa itu.

"Beraninya kau melanggar perintahku, kapten perlindungan kota ini--maka kau harus kena ganjaran, Nona pe-mak-sa." sahut Midori, mengisi peluru dalam revolvernya.

"Ganjaran yang tepat, yang pasti..."

Midori, tanpa banyak basa-basi langsung menembak satu peluru ke arah gadis itu. Midori sudah lama tidak bertarung melawan seseorang... Mari kita panaskan arena!

---

pake sistem RAND yo~

HP = 200, kode damage [ rand]15[ /rand ] 1-5 meleset, 6-10 kena tapi tidak menjatuhkan, 11-15 kena mutlak sangat.

Random number (1,15) : 4

"Beraninya kau melanggar perintahku, kapten perlindungan kota ini--maka kau harus kena ganjaran, Nona pe-mak-sa."

Sialnya Elle dipanggil pemaksa. Gerakan si nona polisi dalam mengisi ulang peluru revolvernya menjadi pertanda yang Elle bisa tebak, otaknya yang encer membantunya membuat kesimpulan--pertarungan akan muncul.

Benar terjadi, sebuah tembakan peluru sudah dilancarkan lebih duluan mendadak, syukurlah refleks Elle bekerja dan ia berhasil menghindarinya tanpa masalah. Baguslah meleset, saatnya counter attack!

"Amber Technique : Thousand Amber Rain!"

Ini mantra yang menguntungkan dalam radius jauh, mencakup areal yang lumayan untuk menyerang banyak orang--tapi target kali ini cuma sendiri, jadi super damage kalau berhasil!

Random number (1,15) : 14

HP = 200 - 4 = 196

Midori kurang beruntung, memang. Dia bahkan tidak menyadari bahwa gadis di hadapannya adalah seorang penyihir--matanya kurang jeli untuk menyadari sebuah tongkat antik yang dibawa-bawa gadis itu. Mantra dengan areal cakupan luas itu berhasil memberikan kerusakan besar pada Midori.

Badannya terjatuh seketika karena tidak kuat menahan ribuan kristal ambar yang turun cepat bagai hujan. Midori mencoba untuk berdiri dengan sedikit susah payah, boleh dibilang gadis ini tak bisa diremehkan begitu saja walaupun dia punya sifat pemaksa...

"Kau tak bisa dianggap remeh, nona." ujar Midori, kembali mengarahkan revolvernya. Dengan kemampuan oracle yang jarang ia gunakan, ia mencoba untuk memprediksi serangan selanjutnya.... dan mencoba menghindar. Tapi ia butuh serangan balik.

"Desperado!"

Tiga peluru langsung sekali tembak, bisa ditahan, nona pemaksa?

---

Desperado : sekali tembakan langsung menyerang ketiga lawan secara random dengan tiga peluru, jadi kalo ada satu target saja, namanya diserang tiga kali sekaligus.

Tiga peluru dalam sekali tembak--three-in-one, eh? Sepertinya serangan si nona polisi benar-benar serangan balas dendam, karena itu berhasil membuatnya jatuh dan beberapa tangannya kena oleh peluru-peluru itu. Memang menyakitkan, tapi untunglah Elle masih tahan dan bisa bertarung.

Serangan cakupan luas mungkin menguntungkan karena satu target saja, tapi buang-buang energi sihir. Jadi lebih baik pakai serangan untuk single target agar tidak habis tenaganya. Tapi tidak besar damage untuk targetnya. Sulit untuk memutuskan, tapi lebih baik hemat tenaga.

"Amber Technique : Dancing Ambers!"

Jangan remehkan teknik satu ini, batu ambar menari ini akan menghampiri target dan menyerang target berkali-kali sampai dihancurkan oleh sang target. Tapi gerakan batu ambar tersebut agak cepat, hati-hati.

---

btw kk Rose, kalo saya pake serangan area cakupan luas, jadi nanti saya jelasin ada berapa target yang bisa keserang sama saya ya, ga cuma Rose doang -w-b anda juga sama.

"Hu-uh!"

Mai menggembungkan pipinya, kesal. Ia tengah berjalan-jalan keluar dari tempat kediamannya, ia baru saja bertengkar dengan Ryosuke tadi. Sekalipun ia tahu bahwa malam ini akan ada monster berdatangan Mai tidak khawatir sama sekali, ia yakin bisa menjaga diri.

"Sebal!!! Ryosuke jahat!!!" Mai menendang-nendang batu kesal.

Well, begini cerita awal kekesalan Mai terjadi Flashback

"Ryosuke!!" seru Mai memanggil Ryosuke yang tengah meringkuk dibawah selimut, ia sepertinya baru saja merasa tidak enak badan, mungkin disebabkan terlalu banyak minum es seharian, buktinya tadi pagi ia sehat-sehat saja kok.

"Hn..hng..?" respon Ryosuke lemas, ia masih meringkuk dibawah selimut, tetapi mendengarkan apa yang dikatakan Mai. "Beliin teh dong? Teh celup, kotaknya... uangnya ada nih" jawab Mai yang terlihat agak capek.

"Ke..napa.. ga beli... se..sendiri..?" tanya Ryosuke lemas, ia benar-benar payah. Disebabkan kecerobohannya sendiri ia menjadi sakit begini, "capek" jawab Mai SPJ-Singkat Padat dan Jelas.

"Ha...aku juga... capek" Ryosuke makin meringkuk dibawah selimut tersebut, ckckckck. Ryosuke yang malang #SakurapatsRyosuke. "Ryosuke, kamu kebanyakan minum yang dingin-dingin ya? Dasar ceroboh" ejek Mai secara tidak langsung.

"Apa?! Beli saja sendiri kalau niatmu ngejek, Mai!" balas Ryosuke kesal, mungkin karena sakit ia jadi beremosi "Ya sudah! Aku tidak peduli kok sama Ryosuke! Bakayaro!" seru Mai melengos pergi.

Flashback end

Setelah berjalan agak lama Mai mendengar suara yang lumayan keras, ternyata ada dua orang yang saling bertengkar, Mai tidak yakin siapa yang bertarung. Setelah memicingkan mata ia melihat Midori yang bertarung, bersama seorang gadis yang entah siapa.

Mai akhirnya mendekati Midori "Eeh... Ano, Midori-san... ada apa ya?" tanya Mai menatap seorang gadis yang menurutnya seorang penyihir-lewat tongkat antik yang ia lihat sedang dipegang olehnya.

Oke, bagus sekali ketika Midori dapat bala bantuan--tapi orangnya malah diam saja dan bertanya, eh, tidak salah sih. Tapi Midori lagi fokus-fokusnya menyerang pada gadis pemaksa, sekaligus dengan cepatnya menghancurkan batu-batu ambar yang menari cepat. Syukur bisa dihancurkan semuanya.

"Kau agak sedikit kurang banyak memberinya, Nona!" sahut Midori sambil mengulaskan senyum puas.

Lalu Midori berbalik pada Mai Kitamura, seorang Healer yang bisa dibilang kemampuannya hampir sama dengan Lunamaria, tapi dia tidak menggunakan obat-obatan sih. "Yah, kau lihat ada seorang misterius yang kemudian harus kuhukum karena muncul tiba-tiba--yang namanya illegal--di Runesansu, sebagai seorang pelindung dunia ini maka aku harus melakukannya."

Kemudian, diarahkannya kembali revolvernya ke si nona pemaksa, menembak Double Shot yang mungkin bisa menguntungkan.

---

Elle salah itung >w<... 183 ye.

Mai merespon agak lama, ia langsung berpikir, mungkin sesuatu yang gila... tapi bagaimanapun Mai bermaksud menolong Midori. Membantu menghukum gadis yang baru ia temui tentunya- sebelum mengenal ia akan mencurigai.

"O..oh..." respon Mai agak lama, ternyata seraya ia berkata Mai melemparkan pisaunya kepada gadis penyihir tersebut- akurat tidak akurat dia lempar saja itu pisau, ngarepnya sih kena...

Tapi itu cuma sekilas lirik, kesempatan kena... kurang sayangnya. Yang penting sudah mencoba toh? "Maaf ya?" Mai tersenyum menatap gadis itu sementara pisau itu melayang- menunggu mengenai penyihir tersebut.

Random number (1,15) : 13

Gagal. Yah, memang ternyata kecepatan si nona polisi sangat baik, Elle akui. Parahnya ketika seorang gadis yang kelihatannya mengenali si nona polisi melempar sebilah pisau ke arahnya. Kena ke arah tangan dan sedikit menusuk--darah keluar. Tapi syukurlah, energi sihir Elle masih ada sehingga ia masih bisa bertarung.

"Memang kadang, jumlah sering mempengaruhi... Tapi yang penting kualitas."

Diayunnya tongkat Ambre Interstella-nya, mencoba untuk merapal mantra penyerangan yang mencakup areal luas sehingga dia bisa menyerang dua lawannya sekaligus. Tinggal berharap pada keberuntungan saja, deh.

"Amber Storm!"

Random number (1,15) : 15

SErangan gadis tadi memang berjarak luas, tetapi bagaimanapun Mai sempat menghindar- ia beruntung, dan bersyukur. Ia yakin nasibnya akan sangat mengenaskan jika serangan sihir tadi mengenai dirinya tadi. "H..hoo... untung saja" Mai menghela nafas lega.

Setelah pisaunya yang tadi kembali ke tangannya- tidak perlu dijelaskan. Mai mengoleskan racun yang ada di tasnya- racun untuk melumpuhkan. Dan tentu saja Mai harus menghemat, ia tidak membawa ramuan sebanyak 'itu', tidak ada persiapan sama sekali sebelum bertarung bersama gadis penyihir ini- ia cuma mampir toh.

Setelah selesai mengoleskan racun tersebut Mai segera melemparkan pisau tersebut- berusaha agar pisau itu seakurat mungkin mengenai gadis itu dengan kecepatan tinggi sehingga tidak sempat untuk menghindar.